27 Juni 2017
Tadinya saya mo semalam saja di kota Padang tapi saya putuskan untuk menambah semalam lagi karena melihat ada banyak hal yang bisa saya pelajari dari kota ini,ditambah ada teman kuliah saya,Yoga yang akan berkunjung ke kota ini siang ini dan mengajak untuk ketemu.
Hari ini saya mulai dengan berjalan jalan pagi di daerah penginapan,saya memulai rute di Taman Diponegoro dan Museum Adityawarman lalu saya lanjutkan ke Jalan Gereja dimana banyak bangunan gereja yang menarik disini.Saya lanjutkan perjalanan ke Jalan Pondok,saya menjumpai Restaurant Pagi Sore yang berdiri sejak 1949.Saya kembali ke lokasi Es Durian Ganti Nan Lamo dan mencoba Kopi di dekatnya,dari info si ibu pemilik kedai kopi,saya menuju lokasi Kampung Cina.
Saya lalu menuju ke lokasi Kampung Cina dimana banyak warung kopi dan klenteng selain itu ada Pasar Tanah Kongsi yang dulunya hanya dikhususkan untuk etnis Tionghoa tapi sekarang sudah untuk semua etnis. Setelah berkeliling ke Pasar Tanah Kongsi,saya memutuskan mencoba ketupat sayur dengan lauk telur bulat seharga Rp 8.000 saja.
Setelah itu saya teruskan eksplorasi Kampung Cina dan mengamati bagaimana orang-orang beretnis Tionghoa ini bahkan berbicara bahasa Minang diantara mereka,saya juga melihat sudah biasa antara yang etnis Tionghoa dengan non etnis Tionghoa duduk semeja untuk menikmati sarapan bersama, ada banyak juga penjual di pasar yang beretnis Tionghoa dan melayani pembeli yang non Tionghoa. Sebelum balik ke penginapan saya memutuskan untuk membeli jeruk 1 kg seharga Rp 20.000 dan mengambil beberapa foto tentang kondisi pasar.
Setelah balik ke penginapan saya beristirahat dan memutuskan berjalan kaki lagi untuk mencari lokasi mall Matahari dan Pasar Raya yang berdekatan. Ternyata tidak jauh juga dari penginapan saya di Wisma Immanuel,setelah itu saya menikmati gorengan yang agak unik dibandingkan jenis gorengan di daerah lain,ada menu perkedel jagungnya dan ada satu jenis gorengan yang dijual Rp 1000 untuk 5 potong yang belum saya ketahui namanya. Setelah itu pun saya balik ke penginapan dan mandi untuk bersiap siap ke Museum Adityawarman yang juga tidak jauh dari penginapan saya.
Selesai mandi saya pun bergegas ke lokasi Museum Adityawarman dan membayar tiket Rp 3.000,sebelum masuk ke ruangan museum,ada taman yang sangat ramai dikunjungi. Berbeda dengan di daerah lain,museum menjadi tempat favorit warga dalam menikmati liburan di Kota Padang ini,dari seorang petugas museum,saya jadi tahu bahwa pengunjung museum di hari itu saja mencapai 1000 orang lebih!
Saya lihat memang banyak orang tua mengajak anaknya menikmati museum yang koleksinya berkaitan dengan budaya Minangkabau ini.
Koleksi Museum Adityawarman berupa pakaian,alat masak,alat
berburu,senjata,kain tenun,perhiasan khas Minang,juga ada penjelasan ttg
konaep matrilineal,jenis jenis rumah gadang,profil kerajaan kerajaan yg
pernah ada di Minang,ada kain khas dari propinsi lain,juga ada satu
ruangan khusus yg didekasikan untuk peringatan kejadian gempa di Padang
tahun 2009 kemarin.Setelah puas berkeliling saya pun menemui penjaga
museum untuk bertanya ttg beberapa hal khususnya sejarah arti kata
Minangkabau yg akhirnya merembet ke banyak hal yg berkaitan dg budaya
Minang.Saya pun akhirnya dikasih oleh oleh berupa buku ttg Raja
Adityawarman...
Sepulang dari museum dan beristirahat,saya mencari lokasi
mini bus menuju Bukittinggi yg berada di Alu Karang yg lokasinya di
seberang Basco Mall. Setelah itu saya balik ke penginapan menunggu
berita dari Yoga,teman kuliah yg ngajak ketemuan.Ternyata dia mengajak
ketemu di Martabak Arham di jalan Imam Bonjol,tidak jauh dari lokasi
penginapan saya. Yoga ternyata sedang berlibur bersama keluarganya di
Kota Padang. Sepulang dari ketemuan,saya mampir ke sebuah warung dan
memesan es campur seharga Rp 5.000.
No comments:
Post a Comment