Hari ke-6: Pangkal Pinang dan Muntok

Tour de Sumatera Hari ke-6

20 Juni 2017

Wisma Ranggam

Jam 6 pagi saya meninggalkan Penginapan Srikandi di Pangkalpinang untuk menuju Terminal Kampung Kramat dimana lokasi bis ke Muntok berada dengan menggunakan angkot seharga Rp 5.000.Ternyata belum sampe masuk terminal sudah ada 2 kendaraan yg sedang mencari penumpang ke Mentok satu bis dan satu mobil travel,si kenek bis menyarankan saya menggunakan travel saja karena berangkat lbh cepat,lalu saya tanya ke makelar travelnya berapa ongkosnya,ternyata Rp 45.000,maka saya putuskan untuk menggunakan travel...

Travel Pangkalpinang-Muntok

Perjalanan Pangkalpinang-Muntok
Belum sempat jauh berangkat,sopirnya marah marah ke makelarnya krn penumpang yg dia bawa dicharge oleh makelar,mestinya langsung bayar ke dia. Setelah beberapa saat,travel pun berangkat,ada ibu muda sebelah saya resah karena jadwal kapalnya berangkat jam 8.30 sedangkan travel itu baru akan nyampe Muntok jam 9.30 shg takut tiketnya hangus,dia bingung mo gimana,akhirnya saya usulkan utk kasih tahu ibunya,tp ternyata dia kehabisan pulsa,akhirnya dengan menggunakan hape saya,dia berhasil mengontak ibunya. Saya bertemu dengan orang orang seperti ibu muda ini beberapa kali dan mereka ini santapan empuk bagi para calo...
Nanti saya akan bikin tulisan khusus ttg percaloan di Sumatera ini...
Penginapan Kita

Setelah tiga jam perjalanan dan mencapai Muntok,saya minta sopirnya berhenti di jalan Tanjung Kalian untuk menginap di Penginapan Kita. Penginapan ini saya tahu dari internet dan saya tidak tahu dimana lokasinya tetapi ternyata dilewati rute travel shg memudahkan saya.
 Penginapan Kita ternyata milik seorang Tionghoa bernama Pak Akun,beliau senang sekali melihat saya berasal dr Sidoarjo krn beliau punya saudara di sana. Tarif kamarnya yg paling murah Rp 120.000 dg kamar mandi dalam dan fan. Saya pun menyewa motor beliau dengan tarif Rp 60.000 per 24 jam,lalu saya istirahat sebentar. Setelah melepas lelah,saya pun bernagkat ke Wisma Ranggam,rumah pengasingan Bung Karno dan Haji Agus Salim,saya di sana hanya skt 20 menit saja.

Interior Wisma Ranggam dengan banyak koleksi fotonya

Ruangan tidur Bung Karno di Wisma Ranggam
Atas petunjuk penjaga Wisma Ranggam,saya lanjutkan perjalanan ke Pesanggrahan Menumbing yg lokasinya di Gunung Menumbing,saya tidak menyangka jalan menuju lokasi seseram itu. Jalan menanjak skt 6 km,sepi,tidak ada kendaraannyg melintas sama sekali,jalan juga sempit,hanya cukup 1 mobil,saya sempat berpikir untuk mengurungkan niat tapi saya pikir udh terlanjur basah kan,ya udah dilanjutkan saja,tanpa diduga begitu nyampe lokasi pesanggrahan malah banyak org di sana. Penjaganya aja ada 15 orang,belum ditambah pengunjung yg mencapai 10-20 orang saat itu. Lokasinya nyaman sekali,sejuk dan tenang....
Area depan kompleks Pesanggrahan Menumbing

Bangunan utama Pesanggrahan Menumbing

Ruangan rapat Pesanggrahan Menumbing

Setelah balik dari Pesanggrahan Menumbing saya memutuskan untuk beristirahat sebentar di Penginapan dan berpikir untuk lokasi selanjutnya. Setelah istirahat sekitar 1-2 jam,saya memutuskan menuju Museum Timah Muntok yg koleksinya lebih lengkap drpd Museum Timah di Pangkalpinang. Selain sejarah timah,juga ada sejarah pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta,juga sebuah ruangan khusus yg didedikasikan untuk Suster Vivian Bullwinkel dari Australia yg dulu kapalnya dibom oleh Jepang di masa Perang Dunia ke-2 dan pernah ditahan di kamp Jepang di Muntok.
Museum Timah Muntok

Koleksi Museum Timah Muntok

Ruangan Geologi dan Eksplorasi Museum Timah

Jenis jenis timah'
Setelah puas menikmati koleksi Museum Timah,saya ngobrol dengan penjaga museumnya dan mendapatkan info soal Pasar Ramadhan di lapangan sebelah museum yg menjual aneka kue asli Muntok,saya baru tahu kalo Muntok pernah mendapatkan penghargaan MURI  sbg "kota dengan seribu kue".Lalu saya pun berbelanja aneka kue khas Muntok seharga Rp 16.000 dan balik ke penginapan lagi untuk beristirahat.
Suasana Pasar Ramadhan

Pelite, kue kesukaan Bung Karno


Kue Muntok yang saya beli di Pasar Ramadhan



Setelah melepas penat,saya memutuskan mencari lokasi Klentheng dan Masjid yg bersebelahan yg lokasinya di Pasar Muntok plus pergi ke Rumah Mayor China. Akhirnya saya menemukan kedua lokasi tersebut dan sempet kesasar ke Pelabuhan Muntok dimana para nelayan berlabuh dan membawa hasik tangkapannya. Malamnya ada asedikit kejutan dari Pak Akun,ternyata tamu di penginapan tersebut disediakan santapan sahur juga!
Masjid dan Klenteng yang bersebelahan

Klentheng Kong Fuk Miau

Masjid Jami'

Rumah Mayor China

Halaman rumah Mayor China



No comments:

Post a Comment