Tour de Sumatera Hari ke-15
29 Juni 2017
Jam 6 pagi saya mulai berjalan kaki menuju ke lokasi Jam
Gadang lalu saya lanjutkan ke pasar atas,pasr lereng dan pasar bawah
Bukittinggi.Setelah itu saya menikmati Soto Padang Haji Minah yg
lokasinya di dalam terminal sebelah pasar. Setelah itu saya menuju
Ngarai Sianok dengan menggunakan angkot. Saya sungguh takjub dg
pemandangan di Ngarai Sianok ini,saya menyusuri sungainya sambil foto
dan kemudian menuju ke sebuah warung di pinggir ngarai menikmati kopi
dan krupuk sambal khas Minang sambil memandangi kemolekan ngarai,rasanya
nikmat sekali...
Perjalanan saya lanjutkan menuju ke Gua Jepang dengan tiket
masuk Rp 15.000.Di dalam gua ada jalan dan banyak ruangan untuk barak
militer,gudang senjata,tempat romusha,dll. Setelah puas saya keluar gua
dan saya mendapati sebuah museum,tampaknya museum milik TNI,koleksi di
dalamnya berisi foto foto kegiatan tentara jaman dulu dan barang barang
milik ABRI jaman dulu,tiket masuknya Rp 4.000.
Perjalanan saya lanjutkan ke Taman Bung Hatta dan Monumen
Pahlawan Tak Dikenal,lalu ke Benteng Fort de Kock,tiket masuk ke benteng
ini Rp 15.000,ternyata tiket masuk ini juga tiket masuk ke kebun
binatang Bukittinggi. Setelah itu saya menuju Pasa Banto untuk mencari
angkot jurusan Kabun Palasan untuk kembali ke rumah Hasan,tempat saya
menginap.
Saya beristirahat,mandi dan makan siang sebelum berangkat ke Payakumbuh,rumah Aldri,teman kuliah di ITB juga. Saya diantar oleh adik sepupu Hasan ke Museum Bung Hatta,di dekat
Saya beristirahat,mandi dan makan siang sebelum berangkat ke Payakumbuh,rumah Aldri,teman kuliah di ITB juga. Saya diantar oleh adik sepupu Hasan ke Museum Bung Hatta,di dekat
Pasa Banto,tidak dipungut biaya untuk masuk ke rumah Bung
Hatta di masa kecilnya ini. Koleksi di dalamnya berupa foto,ruangan,dan
furniture keluarga Bung Hatta di masa kecil beliau.
Setelah itu saya menuju ke Terminal Aur Kuning dengan menggunakan angkot merah,setelah sampai saya mencari lokasi mini bus menuju Payakumbuh dan ternyata ongkosnya Rp 20.000 hingga Pasar Dangung Dangung.
Setelah itu saya menuju ke Terminal Aur Kuning dengan menggunakan angkot merah,setelah sampai saya mencari lokasi mini bus menuju Payakumbuh dan ternyata ongkosnya Rp 20.000 hingga Pasar Dangung Dangung.
Setelah turun di Pasar Dangung Dangung aetelah perjalanan
selama 3-4 jam,saya menuju ke rumah makan Inbur yg menjual sate Dangung
Dangung asli. Setelah puas menikmati sate,saya dijemput Aldri menuju
rumah kediaman ortunya. Ayah Aldri pernah menjadi datuk atau ketua adat
di daerah Dangung Dangung ini,beliau pensiunan kepala sekolah.
No comments:
Post a Comment